Menjadi awet muda adalah impian sebagian besar manusia. Tak heran, legenda fountain of youth terus dicari keberadaannya. Percaya tak percaya, fountain of youth itu salah satunya terletak di taman Narmada, Lombok. Beralokasi sekitar 10km timur Cakranegara, taman air peninggalan kerajaan Karangasem, Bali, telah banyak dikunjungi oleh meraka yang penasaran untuk awet muda.
Bagi yang percaya, pengunjung Taman Narmada dapat membasuh muka mereka di mata air yang bias membuat awet muda. Di taman air ini terdapat sebuah ruangan kecil yang di hiasi pernak-pernik ornament Bali yang didalamnya mengalir sebuah mata air suci. Namun, pengunjung tak bias sembarang masuk ke mata iar pun harus mengenakan ikat pinggang khas Bali dan didampingi oleh seorang pendeta Hindu. Sebelum masuk pun pengunjung harus memberi sesajen berupa bunga dan dupa.
Yang dimaksud awet muda setelah mencuci muka di Taman Narmada ini mungkin tidak secara harafiah membuat wajah seseorang bebas dari kerut, melainkan hanya simbol semata. Misalnya saja, yang harus dibasuh adalah ubun-ubun. Tetesan air segar di kepala sudah pasti dapat menenangkan pikiran, sdangkan, membasuh mata dimaksudkan agar mendapat pengeklihatan yang terang. Membasuh kuping kiri dan kanan supaya pendengaran tetap baik. Terakhir, pengunjung dipersilakan untuk meminum air yang dipercaya suci itu. Segarnya mata air pegunungan yang membasahi tenggorokan dipercaya mengembalikan semangat.
Nah, bila semua elemen tersebut digabungkan maka pikiran menjadi tenang, pengelihatan menjadi jernih, pendengaran menjadi baik, dan semangat menjaditumbuh. Itulah ciri-ciri orang yang jiwa raganya tetap muda.
Narmada di ambil dari nama sebuah sungai yang disucikan oleh masyarakat Hindu India. Di sungai itulah katanya Dewa Siwa pernah turun dari langit. Pada tahun 1805 saka atau 1727 tahun masehi, Raja Karangasem Anak agung Gde Ngurah membangun sebuah rumah peristirahatan di lombok yang mengadaptasi arsitektur Hindu, Islam, dan Sasak.
Rumah peristirahatan yang dikelilingi oleh beberapa kolam besar ini juga dilengkapi dengan miniatur Gunung Rinjani yang terletak di Lombok Utara. Konon setiap tahun raja pergi ke Gunung Rinjani yang di anggap suci bagi masyarakat setempat untuk memberikan sesajen. Namun, karena usia yang semakin tua sehingga tidak sanggup lagi mendaki Gunung Rinjani, maka raja membuat miniatur gunung setinggi 3726 meter di atas permukaan laut itu di rumah peristirahatannya.
Miniatur Gunung Rinjani itu dikelilingi oleh sebuah kolam yang dinamai Segara Muncar. Segara Muncar yang dipenuhi oleh ikan Mujair itu sendiri merupakan tiruan dari Segara Anak, danau yang ada di Gunung Rinjani. Di saat-saat tertentu, pengunjung di perbolehkan memancing ikan mujair yang ada di kolam berair hijau itu.
Bagi yang percaya, pengunjung Taman Narmada dapat membasuh muka mereka di mata air yang bias membuat awet muda. Di taman air ini terdapat sebuah ruangan kecil yang di hiasi pernak-pernik ornament Bali yang didalamnya mengalir sebuah mata air suci. Namun, pengunjung tak bias sembarang masuk ke mata iar pun harus mengenakan ikat pinggang khas Bali dan didampingi oleh seorang pendeta Hindu. Sebelum masuk pun pengunjung harus memberi sesajen berupa bunga dan dupa.
Yang dimaksud awet muda setelah mencuci muka di Taman Narmada ini mungkin tidak secara harafiah membuat wajah seseorang bebas dari kerut, melainkan hanya simbol semata. Misalnya saja, yang harus dibasuh adalah ubun-ubun. Tetesan air segar di kepala sudah pasti dapat menenangkan pikiran, sdangkan, membasuh mata dimaksudkan agar mendapat pengeklihatan yang terang. Membasuh kuping kiri dan kanan supaya pendengaran tetap baik. Terakhir, pengunjung dipersilakan untuk meminum air yang dipercaya suci itu. Segarnya mata air pegunungan yang membasahi tenggorokan dipercaya mengembalikan semangat.
Nah, bila semua elemen tersebut digabungkan maka pikiran menjadi tenang, pengelihatan menjadi jernih, pendengaran menjadi baik, dan semangat menjaditumbuh. Itulah ciri-ciri orang yang jiwa raganya tetap muda.
Narmada di ambil dari nama sebuah sungai yang disucikan oleh masyarakat Hindu India. Di sungai itulah katanya Dewa Siwa pernah turun dari langit. Pada tahun 1805 saka atau 1727 tahun masehi, Raja Karangasem Anak agung Gde Ngurah membangun sebuah rumah peristirahatan di lombok yang mengadaptasi arsitektur Hindu, Islam, dan Sasak.
Rumah peristirahatan yang dikelilingi oleh beberapa kolam besar ini juga dilengkapi dengan miniatur Gunung Rinjani yang terletak di Lombok Utara. Konon setiap tahun raja pergi ke Gunung Rinjani yang di anggap suci bagi masyarakat setempat untuk memberikan sesajen. Namun, karena usia yang semakin tua sehingga tidak sanggup lagi mendaki Gunung Rinjani, maka raja membuat miniatur gunung setinggi 3726 meter di atas permukaan laut itu di rumah peristirahatannya.
Miniatur Gunung Rinjani itu dikelilingi oleh sebuah kolam yang dinamai Segara Muncar. Segara Muncar yang dipenuhi oleh ikan Mujair itu sendiri merupakan tiruan dari Segara Anak, danau yang ada di Gunung Rinjani. Di saat-saat tertentu, pengunjung di perbolehkan memancing ikan mujair yang ada di kolam berair hijau itu.
(Kompas, 22 Agustus 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar