Senin, 31 Mei 2010

PT (Perseroan Terbatas)

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.

Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

Mekanisme Pendirian PT

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
  • Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
  • Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)

Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.

Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang.

Sejarah berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.

Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan Indonesia.

Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju.

Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.

Susunan pengurus pertama terdiri dari:

* Ketua: Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
* Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem
* Bendahara: Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)
* Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe
* Komisaris: Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)

Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah

* Prof. Dr. Abutari
* Tio Po Tjiang
* Tan Eng Oen
* Tang Siu Tjhan
* Liem Kwie Liang
* The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah: 1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan. 2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan kebijakan publik.

Sedikit Mengenai Plat Pada Kendaraan Bermotor


Nomer urut pendaftaran
Nomor urut pendaftaran kendaraan bermotor, atau disebut pula nomor polisi, diberikan sesuai dengan urutan pendaftaran kendaraan bermotor. Nomor urut tersebut terdiri dari 1-4 angka, dan ditempatkan setelah Kode Wilayah Pendaftaran. Nomor urut pendaftaran dialokasikan sesuai kelompok jenis kendaraan bermotor(untuk wilayah DKI Jakarta):



  • 1 - 2999, 8000 - 8999 dialokasikan untuk kendaraan penumpang.
  • 3000 - 6999, dialokasikan untuk sepeda motor.
  • 7000 - 7999, dialokasikan untuk bus.
  • 9000 - 9999, dialokasikan untuk kendaraan beban.

Apabila nomor urut pendaftaran yang telah dialokasikan habis digunakan, maka nomor urut pendaftaran berikutnya kembali ke nomor awal yang telah dialokasikan dengan diberi tanda pengenal huruf seri A - Z di belakang angka pendaftaran. Apabila huruf di belakang angka sebagai tanda pengenal kelipatan telah sampai pada huruf Z, maka penomoran dapat menggunakan 2 huruf seri di belakang angka pendaftaran. Khusus untuk DKI Jakarta, dapat menggunakan hingga 3 huruf seri di belakang angka pendaftaran, sesuai kategori atau dengan permintaan khusus.

Format kategori 3 huruf seri umum yaitu: B XXXX XYZ
X = Umumnya mewakili tempat kendaraan tersebut terdaftar
Huruf yang mewakili kategori tempat terdaftarnya kendaraan:
U -> Jakarta Utara
B -> Jakarta Barat
P -> Jakarta Pusat
S -> Jakarta Selatan
T -> Jakarta Timur
E -> Depok
N -> Tangerang
K -> Bekasi
Y = Umumnya jenis kedaraan berdasar golongan

ini data lengkapnya:
A -->Untuk Daerah/Wilayah Banten
B -->Untuk Daerah/Wilayah DKI Jakarta
D -->Untuk Daerah/Wilayah Bandung
E -->Untuk Daerah/Wilayah Cirebon
F -->Untuk Daerah/Wilayah Bogor
G
-->Untuk Daerah/Wilayah Pekalongan
H
-->Untuk Daerah/Wilayah Semarang
K
-->Untuk Daerah/Wilayah Pati
L
-->Untuk Daerah/Wilayah Surabaya
M
-->Untuk Daerah/Wilayah Madura
N
-->Untuk Daerah/Wilayah Malang
P
-->Untuk Daerah/Wilayah Besuki
R
-->Untuk Daerah/Wilayah Banyumas
S
-->Untuk Daerah/Wilayah Bojonegoro .
T
-->Untuk Daerah/Wilayah Kerawang
AA
-->Untuk Daerah/Wilayah Kedu
AB
-->Untuk Daerah/Wilayah DI Yogyakarta
AD
-->Untuk Daerah/Wilayah Surakarta
AE
-->Untuk Daerah/Wilayah Madiun
AG
-->Untuk Daerah/Wilayah Kediri
BA
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumatra Barat
BB
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumatra Utara
BD
-->Untuk Daerah/Wilayah Bengkulu
BE
-->Untuk Daerah/Wilayah Lampung
BG
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumatra Selatan
BH
-->Untuk Daerah/Wilayah Jambi
BK
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumatra Timur
BL
-->Untuk Daerah/Wilayah DI Aceh
BM
-->Untuk Daerah/Wilayah Riau
BN
-->Untuk Daerah/Wilayah Bangka
CC
-->Untuk Daerah/Wilayah Korps Konsul
CD
-->Untuk Daerah/Wilayah Korps Diplomatik
DA
-->Untuk Daerah/Wilayah Kalimantan Selatan
DB
-->Untuk Daerah/Wilayah Minahasa
DD
-->Untuk Daerah/Wilayah Sulawesi Selatan
DE
-->Untuk Daerah/Wilayah Maluku Selatan
DG
-->Untuk Daerah/Wilayah Maluku Utara
DH
-->Untuk Daerah/Wilayah Maluku Timur
DK
-->Untuk Daerah/Wilayah Bali
DL
-->Untuk Daerah/Wilayah Sangihe/Talaud
DM
-->Untuk Daerah/Wilayah Sulawesi Utara
DN
-->Untuk Daerah/Wilayah Sulawesi Tengah
DR
-->Untuk Daerah/Wilayah Lombok
DS
-->Untuk Daerah/Wilayah Papua
EA
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumbawa
EB
-->Untuk Daerah/Wilayah Flores
ED
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumba
KB
-->Untuk Daerah/Wilayah Kalimantan Barat
KT
-->Untuk Daerah/Wilayah Kalimantan Timur
W
-->Untuk Daerah/Wilayah Sidoarjo (Jatim)
Z
-->Untuk Daerah/Wilayah Sumedang (Jabar)

Huruf yang mewakili kategori kendaraan:
A -> Sedan
F -> Minibus, Hatchback, City Car
J -> Jip dan SUV
Z = Huruf acak yang diberikan untuk pembeda
Contoh: B XXXX PAA -> Mobil tersebut terdaftar di Jakarta Pusat (P), berjenis sedan (A), dan memiliki huruf pembeda (A).

warna plat nomer
Warna Tanda Nomor Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut:

  • Kendaraan bermotor bukan umum dan kendaraan bermotor sewa: Warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih
  • Kendaraan bermotor umum: Warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam
  • Kendaraan bermotor milik Pemerintah: Warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih
  • Kendaraan bermotor Corps Diplomatik Negara Asing: Warna dasar Putih dengan tulisan berwarna hitam
  • Kendaraan bermotor Staff Operasional Corps Diplomatik Negara Asing: Warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih dan terdiri dari lima angka dan kode angka negara dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian
  • Kendaraan bermotor untuk transportasi dealer (pengiriman dari perakitan ke dealer, atau dealer ke dealer): Warna dasar Putih dengan tulisan berwarna merah.
tambahan.. plat putih utk mobil baru dgn seri ujung [B]XX[/B] di beli dgn harga lunas bkn kredit, plat huruf paling akhir (huruf pembeda) yang isinya huruf [COLOR="Red"]Q[/COLOR].. itu seharusnya plat [COLOR="Red"]merah[/COLOR] atau kendaraan dinas pemerintah kota.

Minggu, 30 Mei 2010

Sistem Barter Masih Berlaku Di Pulau Sabu

Pulau Sabu. Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua di Pulau Sabu, sekitar 123 mil dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga kini masih menggunakan sistem barter, karena ketiadaan sarana transportasi untuk memasarkan hasil pertanian mereka.

"Mayoritas penduduk Sabu Raijua adalah petani rumput laut, namun mereka kesulitan dalam pemasaran, sehingga hasil yang didapatkan umumnya ditukar dengan beras atau bahan bangunan dengan para pedagang dari Sulawesi yang berkunjung ke pulau itu," kata Camat Raijua, Lorens Debo Piwo, Minggu (7/6).

Menurut dia, rumput laut dari Raijua biasanya di jual dengan harga Rp20.000/kg, namun saat ini harga komoditas tersebut turun sampai pada posisi antara Rp5.000-Rp6.000/kg.

"Situasi inilah yang tampaknya membuat para petani rumput laut setempat lebih memilih sistem barter dengan para pedagang dari Sulawesi ketimbang harus menjualnya dengan harga Rp5.000-Rp6.000/kg," kata Lorens.

Ia mengatakan, saat panen tiba, para petani rumput laut di Sabu Raijua langsung melakukan kontak dengan para pedagang dari Sulawesi agar bisa menukarkan rumput laut dengan bahan kebutuhan lainnya, seperti beras, bahan bangunan, peralatan rumah tangga dan sepeda motor.

Lorens menambahkan, kualitas SDM di Sabu Raijua juga masih rendah, umumnya tamatan SMP, karena belum ada lembaga pendidikan lanjutan (SMA/SMK) di kabupaten baru yang baru diresmikan Mendagri Mardiyanto menjadi daerah otonom ke-21 di NTT pada 26 Mei lalu di Jakarta.

"Setelah tamat SMP, mereka memilih menjadi TKI ke luar negeri," katanya dan menambahkan, lokasi SMP di Raijua, harus dicapai melalui jalan kaki dengan jarak sekitar 10 km dari pemukiman penduduk.

"Banyak juga warga hanya tidak mau melanjutkan pendidikan ke SMP setelah tamat SD, karena jaraknya sangat jauh. Pilihan terakhir adalah menjadi petani atau TKI," ujarnya.


Sumber:Suara merdeka

Sistematika Penulisan Proposal Skripsi

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dan Konsep (yang mendukung variabel Penelitian)

1...........................

2. ..........................

3. .........................

dst..............................

B. Definisi Konsepsional

C. Operasionalisasi Variabel

D. Hipotesis

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Populasi dan Sampel

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Alat Pengukur Data

F. Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Jumat, 28 Mei 2010

Penemuan Terbesar di Dunia

Api
Menurut penelitian, pada waktu itu api ditemukan secara tidak sengaja oleh manusia ketika petir menyambar pohon, semenjak api di temukan, peradaban manusia semakin maju dan ditemukanlah sistem memasak, berburu modern, dan berkhir dengan penerangan.







Bahasa
Dengan ditemukannya Api, menciptakan gaya hidup "Berkumpul" karena manusia purba takut dengan gelap dan selalu mendekati sumber api. Hal ini mendorong terciptanya sistem komunikasi yang dikenal dengan Bahasa. Disinilah awal peradaban manusia menjadi maju pesat, sampai komunikasi menyebar ke semua daratan bumi.






Roda
Lahirnya komunikasi, jarak menjadi masalah ketika manusia ingin bertemu dengan lawan komunikasinya. utan dan kondisi darat yang buruk menjadi penghalang sebelum akhirnya sebuah roda. Dari roda, peradaban manusia berkembang lagi terciptanya kereta, kendaraan pertama yang ditemukan manusia.









Mesiu
Perang sudah ada sejak zaman purba. Sebelum ditemukan mesiu, perang terjadi secara dekat dengan memakai tombak dan panah. Mesiu menjadi penemuan paling besar dalam peradaban manusia karena menghasilkan ide-ide untuk menyiptakan senjata perang jarak jauh, seperti senapan dan meriam. Bubuk mesiu ditemukan sama ahli kimia Cina di abad ke-9 ketika sedang mencoba membuat ramuan kehidupan abadi.




Uang
Manusia adalah mahluk sosial, bahkan sejak manusia pertama diciptakan, mereka saling membutuhkan satu sama lain. Untuk bertahan hidup, zaman dulu manusia memakai sistem barter. Karena ada masalah keadilan, akhirnya menemukan uang sebagai alat tukar.



Kamis, 20 Mei 2010

Membuat CV yang baik

CV (Curriculum Vitae) atau riwayat hidup adalah cermin dari diri sendiri, CV adalah ringkasan perjalanan pendidikan dan aktivitas profesional seseorang dan setiap CV akan berbeda pada setiap orang, gak ada teori penulisan CV yang tepat, semuanya dilihat dari sejarah tiap individu. Hal penting yang harus diingat adalah bahwa CV yang baik akan memikat perhatian perusahaan.

Penulisan CV tidak dapat dilakukan dengan terburu-buru, kita harus membuat CV sebelumnya. Kebanyakan lowongan pekerjaan yang diiklankan tiba-tiba dan tidak tentu. Jika tidak siap, risikonya kita akan membuat CV dengan terburu-buru. Bagaimanapun, CV yang dibuat harus penuh kesungguhan sehingga tampil sempurna. Jangan membuat CV dalam kondisi mendadak, tetapi rencanakanlah dengan matang, sungguh-sungguh, dan luangkan waktu secara khusus. Yakinlah, semakin baik CV yang kita buat, semakin baik pula apresiasi penerimanya.

CV yang ringkas dan padat akan lebih menarik perhatian pembacanya daripada CV yang panjang dan bertele-tele. Sebaliknya, bila kita baru lulus sekolah, buatlah CV sedikit lebih panjang dan menarik dengan memuat lebih banyak kegiatan dan minat kita walaupun belum punya banyak pengalaman. Jelaskan mengenai aktivitas selain kuliah di kampus, misalnya pernah menjabat sebagai anggota pendidikan di senat, serta jelaskan apa saja kegiatan selama menjadi anggota seksi pendidikan tersebut. Peran apa yang akan kita mainkan dalam menjalankan program bidang pendidikan. Buatlah outline CV yang aman untuk diperbaharui setiap saat.

Buatlah CV dengan rapi, susunlah informasi berdasarkan tahun terakhir hingga ke tahun terbelakang perjalanan hidup kita. Pilih font yang sederhana, kecuali jika hendak melamar bidang pekerjaan kreatif, akan sah-sah saja mengeksplorasi kemampuan diri kita membuat CV agar terlihat heboh. Perhatikan jarak dan spasi agar sedikit longgar supaya pembaca tidak perlu mendekatkan CV ke matanya.

Sering kali ada pertanyaan, dengan cara apa CV ditulis. Ketik komputer, mesin tik listrik, mesin tik manual, atau ditulis tangan? Tak ada ketentuan yang pasti, tetapi saat teknologi komputer sudah merasuk sampai ke pelosok desa, sepertinya tak perlu lagi repot-repot lagi menulis CV dengan tangan. Ada beberapa perusahaan yang memang menginginkan agar CV ditulis dengan tangan. Maksudnya agar dapat membaca kemampuan kita dalam menulis dan merangkai kata-kata. Namun, sekarang alasan ini sudah tidak relevan karena belum tentu CV tersebut ditulis sendiri oleh si pelamar. Di samping itu, surat lamaran saat ini sudah banyak dikirim melalui email, apa iya masih mau nekat menulis dengan tangan, memindainya (scan) dahulu, baru kemudian mengirimkannya lewat internet?.

Selain itu, gunakan bahasa Inggris untuk CV yang ditunjukkan kepada perusahaan asing atau perusahaan ternama yang berbasis di kota besar. Untuk perusahaan daerah, lebih baik gunakan Bahasa Indonesia. Baik dalam menggunakan bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia, pastikan CV ditulis dengan baik dan benar sesuai dengan tata bahasa yang semestinya. Membuat daftar riwayat hidup atau CV harus berdasarkan susunannya. Jika dibuat sembarangan atau tidak teratur, dapat menjadi alasan ditolaknya lamaran. Dengan riwayat hidup yang telah kita siapkan, akan mudahkan ketika mengisi formulir perusahaan yang telah disediakan dan harus diisi.

Sebaiknya daftar riwayat hidup atau CV disesuaikan ukurannya dengan surat lamaran dan fotokopi ijazah. Setiap daftar riwayat hidup yang akan dikirimkan harus merupakan ketikan asli, bukan fotokopi, atau salinan. Urutan daftar riwayat hidup sebagai berikut.

a. Nama
Penulisan CV untuk perusahaan asing agar memerhatikan penulisan nama dengan benar sesuai dengan kebiasaan internasional. Contoh, “Haris SIMBOLON”. Komponen nama yang harus dimasukkan adalah nama pertama dan nama keluarga. Penulisan nama tengah tidak terlalu diperlukan karena dapat menimbulkan kebingungan. Jadi, bila ada nama tengah biasanya ditulis seperti “Haris S. SIMBOLON”. Bagi mereka yang tak punya nama keluarga atau nama marga, nama terakhir dapat difungsikan sebagai nama keluarga. Misalnya, “Kinzana A. MATIANI”.

Hindari cara penulisan nama yang dapat membuat bingung, seperti “M.K.SIRAIT” atau “SIRAIT Marcia”. Begitu juga bila ada nama lain yang mengikuti nama gadis, misalnya nama suami (bagi yang sudah menikah). Pastikan pencantumannya karena ini akan berguna untuk penulisan nama belakang berikutnya bila diterima sebagai karyawan. Contoh “Marcia T. SEBAYANG”.

b. Nomor Telepon
Cantumkan selalu nomor telepon. Bila tidak punya, minta izin kepada sahabat atau kerabat untuk memakai nomor telepon mereka. Gunakan hanya satu nomor telepon untuk menghindari kebingungan informasi. Bila memungkinkan, bagi yang sudah bekerja dapat menggunakan nomor telepon di tempat bekerja. Tulis nomornya dengan lengkap disertai dengan kode, contoh 021xxxxxxx.

c. Jenis Kelamin
Kolom jenis kelamin boleh dihapuskan, apabila dalam iklan jelas dinyatakan bahwa yang dicari hanya laki–laki atau perempuan. Tetapi, bila tidak dijelaskan, keterangan ini harus ada.

Senin, 17 Mei 2010

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM RESOLUSI KONFLIK PADA PERNIKAHAN ANTAR BUDAYA

Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial. Karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Misalnya pergaulan dalam keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial, dan lain-lain. Segala perilaku manusia di kehidupan di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian dari integral dari sistem tatanan kehidupan sosial.Terlebih pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Komunikasi manusia itu menyangkut segala sesuatu, akibatnya komunikasi itu sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Menurut Steward.I.Tubbs, “Komunikasi merupakan proses yang universal sehingga manusia tidak akan dapat terlepas dari komunikasi. Namun sekarang komunikasi memiliki berbagai macam konteks seperti wawancara komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, komunikasi organisasional, komunikasi massa, dan komunikasi antar budaya”.

Di era globalisasi seperti ini komunikasi antar budaya adalah konteks komunikasi yang juga sering terjadi. Masyarakat sekarang ini juga sering berkomunikasi dengan individu yang berasal dari budaya yang berbeda. Komunikasi antar budaya semacam ini telah banyak dan semakin banyak terjadi apalagi kita tinggal di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam budaya, tentunya kita akan sering berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai budaya dan etnik. Dalam proses komunikasi tersebut tidak jarang muncul konflik-konflik akibat berbagai perbedaan yang ada. Apalagi di dalam kehidupan rumah tangga yang banyak terjadi proses komunikasi, salah satunya adalah komunikasi interpersonal baik dilihat dari segi positif maupun negatif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penyelesaian konflik antar suami dan istri yang baru menikah lewat komunikasi interpersonal, antara lain :

  • Konflik antara pasangan suami dan istri yang baru menikah disebabkan karena kurangnya komunikasi, konflik karena mertua, anak, persoalan ekonomi, perbedaan etnis, dan agama. Perbedaan latar belakang budaya menyebabkan cara penyelesaian konflik lewat komunikasi interpersonal menjadi ragam. Ada yang mencoba menyelesaikan konflik lewat cara makan di luar, berdoa, refreshing keluarga, bahkan ada pula yang tidak diselesaikan secara langsung, karena menganggap bahwa konflik itu akan selesai dengan sendirinya.

  • Komunikasi interpersonal jika dilakukan dengan benar, dapat membawakan dampak yang positif khususnya bagi pasangan suami istri yang baru menikah. Komunikasi interpersonal juga dapat lebih dalam dilakukan jika ada keterbukaan antara suami istri tersebut.

Minggu, 09 Mei 2010

Tugas membetulkan kalimat

  • Kepada semua informan penelitian mendapatkan dua macam instrument yaitu angket dan catatan kegiatan.
  • Di dalam artikel Koran itu menyuratkan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
  • Dengan beredarnya internet masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
  • Untuk perbaikan sarana jalan umum tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
  • Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak posistif pembuatan sungai banjir kanal timur
JAWABAN:
  • Kepada semua informan peneliti mendapatkan dua macam instrument yaitu angket dan catatan kegiatan.
  • Di dalam artikel, koran itu menginformasikan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
  • Masuknya internet di desa sangat bermanfaat bagi masyarakat pedesaan.
  • Untuk perbaikan sarana jalan umum tersebut memerlukan partisipasi dari masyarakat.
  • Dalam setiap kesempatan, mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak posistif pembuatan sungai banjir kanal timur

“PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 4,5,6, SDN KAMPUNG MEDE”

Latar Belakang Masalah

Allah menciptakan manusia dengan dibekali berbagai macam perasaan (feeling). Salah satunya adalah perasaan “Ingin Tahu (idle courocity)” dan perasaan “Tidak Puas” terhadap sesuatu yang ia miliki. Dengan rasa keingintahuannya ia berusaha untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang banyak, dan dengan rasa ketidakpuasannya ia ingin memiliki sesuatu yang lebih. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang cemerlang, sejahtera, dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahiriah maupun bathiniah, duniawi dan ukhrawi. Namun cita-cita tersebut tidak mungkin tercapai dan terwujud jika manusia itu sendiri tidak berusaha seoptimal mungkin dalam meningkatkan kemampuannya melalui proses kependidikan, karena proses kependidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan atau cita-cita tersebut.

Pendidikan adalah yang utama dan terutama didalam kehidupan era masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka sejauh itu pulalah kita harus memperlengkapi diri kita dengan berbagai pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bahkan mutlak bagi manusia dalam rangka merubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik dan terarah. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil mereka dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandang hidup mereka.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, Lodge (dalam Zuhairini, 2004:10) mengemukakan pengertian pendidikan dalam arti yang luas, yaitu “life is education, and education is life“, akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Jadi pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan sepanjang hidupnya yang dapat memberikan pengaruh baik dalam menata masa depan yang cemerlang, sejahtera dan bahagia.

Selanjutnya dalam arti yang sempit Lodge menjelaskan pengertian pendidikan sebagai berikut :

“ in the narrower sense, education is restricted to that functions, its background, and its outlook to the member of the rising generations. In practice identical with schooling, i.e. formal instruction under controlled conditions “.

Dalam arti yang sempit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup ke generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol.

Dengan pengertian pendidikan diatas, dapat kita pahami bahwa pendidikan formal di sekolah hanyalah bagian kecil saja dari pada pendidikan informal secara umum, tapi pendidikan formal merupakan pendidikan inti yang sangat urgen dan tidak bisa lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Pertama, pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pendidikan di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Sejarah pendidikan sekolah diawali karena ketidakmampuan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan di sekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih mendasar. (Sukmadinata, 2009:2). Jadi pendidikan formal lebih bersifat sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga secara umum pendidikan dapat mengarahkan peserta didik terhadap peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik tersebut, dan tujuan pendidikan yang meliputi kepentingan, kemaslahatan dan kesejahteraan peserta didik dan masyarakat bahkan tuntutan lapangan kerjapun akan mudah tercapai.

Pendidikan juga suatu proses pembelajaran. Sebab pada kenyataannya proses pendidikan yang dilaksanakan diberbagai lembaga pendidikan banyak dilakukan bahkan tidak lepas dari apa yang namanya proses belajar mengajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dirancang dan dijalankan secara professional (Fathurrahman, 2007:8). Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar mengajar tidak dapat disepelekan dan diabaikan dalam dunia pendidikan.

Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan perlu dibuat sebuah kurikulum pendidikan yang nilai relevansinya tinggi, atau kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan nasional. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar (Sukmadinata, 2009:5). Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum juga merupakan komponen pendidikan yang mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan sebagai acuan dalam setiap satuan pendidikan. Karena kurikulum ini sifatnya urgen maka dibutuhkan perhatian khusus dalam pelaksanaan dan pengembangannya sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah, sosial budaya masyarakat dan karakteristik siswa. Upaya pengembangan kurikulum yang senantiasa dilakukan oleh pemerintah dari tahun ke tahun melahirkan sebuah kurikulum baru yang merupakan pengembangan kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan (Mulyasa, 2007:21). Paradigma baru ini memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ini seorang guru dituntut untuk mampu mengubah sumber pembelajaran (Learning Resource) menjadi bahan ajar (Teaching Material), sehingga materi yang diajarkan kepada peserta didik tidak monoton pada buku yang menjadi pegangan di sekolah tersebut serta hal ini akan mengurangi kejenuhan siswa saat belajar. Dengan demikian proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik, guru bisa memberikan pelajaran dengan bahan ajar dan metode yang variatif sehingga peserta didik merasa nyaman dan materi yang diajarkan menarik untuk dipahami yang pada akhirnya peserta didik bisa terhindar dari kejenuhan. Jika hal ini terjadi disetiap proses belajar mengajar diberbagai lembaga pendidikan maka tujuan pembelajaran bisa tercapai juga, yakni pemahaman optimal, penguasaan, aplikasi yang akurat sehingga tatanan kognitif, afektif dan psikomotorik akan stabil sebagaimana yang diharapkan tenaga edukatif pada umumnya.

Ketiga ranah penilaian tersebut merupakan faktor determinan untuk menentukan sukses tidaknya prestasi belajar siswa dalam sebuah pembelajaran yang mengacu pada sistem pembelajaran KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. (Mulyasa, 2007:20).

Prestasi merupakan hasil yang memuaskan dari segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2008:13).

Sementara yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Tu'u, 2004:75). Sedangkan menurut W.J.S Purwadarminto (1976:767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dapat diketahui dari nilai raport peserta didik yang meliputi ketiga aspek diatas sebagai hasil dari sebuah pembelajaran di sekolah.

Jadi peningkatan prestasi belajar siswa yang meliputi ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan orientasi yang diprioritaskan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan diberbagai sekolah. Sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan mengangkat judul “Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong Kecamatan Saronggi Tahun 2009 “.

  1. Rumusan Masalah

Merujuk pada paparan diatas, maka diambil beberapa rumusan masalah guna pembahasan sebagai batasan penelitian, antara lain :

  1. Apakah penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE?
  2. Sejauhmana pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN Aengtongtong?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan tentang hal yang akan dicapai oleh kegiatan penelitian (Dhofir, 2000:21).

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE.

2. Ingin mengetahui sejauhmana pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE.

  1. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang tertera dalam kesimpulan (Dhofir, 2000:21)

Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang terlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan skripsi ini adalah :

  1. Segi Teoritis

a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin pendidikan bahwa penerapan dan pengembangan kurikulum sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang efektif di lembaga pendidikan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Untuk memperkuat teori bahwa penerapan dan pengembangan kurikulum yang baik dapat memicu kreatifitas siswa dalam berprestasi.

  1. Segi Praktis

3. Dengan adanya penerapan dan pengembangan kurikulum yang baik dapat mewujudkan lembaga pendidikan yang efektif, produktif, dan berprestasi, serta dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam berprestasi khususnya di SDN KAMPUNG MEDE.

a. Sebagai bahan munaqosyah dan bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.

  1. Alasan Pemilihan Judul

Alasan penulis mengangkat judul ini adalah karena memiliki dua alasan, yakni :

1. Secara Subjektif

a. Lokasi penelitian yang dapat dijangkau dengan mudah

4. Pada tahun ini kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sudah diberlakukan disetiap satuan pendidikan termasuk di SDN KAMPUNG MEDE.

b. Judul penelitian sesuai dengan disiplin ilmu yang diambil oleh peneliti yaitu Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

2. Secara Objektif

a. Sejauh pengamatan penulis, judul ini belum pernah ada yang meneliti

b. Keberhasilan dalam belajar merupakan idaman setiap orang, karena itulah perlu kejelasan cara meraih sukses melalui penelitian

5. Penelitian ini akan bermanfaat sekali untuk pengembangan penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap kreatifitas siswa berprestasi dalam belajar di SDN KAMPUNG MEDE.

  1. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67).

Karena masalah yang diteliti ini merupakan usaha untuk mencari ada tidaknya pengaruh, maka ada dua hipotesis yang muncul, yakni :

1. Hipotesis Kerja (Ha)

6. Adanya pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE.

Hipotesis Nihil (Hi)

7. Tidak ada pengaruh penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE.

  1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami isi skripsi ini, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup Materi

8. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terhadap prestasi belajar siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE.

Maka untuk mempermudah penulis dalam membahas penelitian ini, perlu kiranya penulis membuat batasan ruang lingkup materi. Adapun permasalahan yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua variable, yakni :

Variabel X : Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No

Sub Variabel

Indikator

01

Penerapan KTSP

1. Prinsip Pelaksanaan

2. Prinsip Pengembangan KTSP

3. Pengembangan Program

02

Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pre Test

2. Pembentukan Kompetensi

3. Post Test

Variable Y : Prestasi Belajar

No

Sub Variabel

Indikator

01

Hasil raport

- Dicari angka dalam raport

2. Ruang Lingkup Subjek

9. Subjek penelitian adalah sesuatu yang menjadi kajian pokok penelitian. Maka dari ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas 4,5,6 SDN KAMPUNG MEDE.

3. Ruang Lingkup Lokasi

10. Lokasi adalah tempat sesuatu berada. Maka dalam hal ini adalah tempat subjek berada. Jadi lokasi penelitian ini adalah di KAMPUNG MEDE.

4. Ruang Lingkup Waktu

Waktu adalah masa kapan terjadinya sesuatu. Dalam hal ini waktu penelitian adalah pada tahun 2009 M.